Ilmu yang manfaat dunia dan akhirat

Blog ini hanya untuk menambah ilmu bagi saya, dan bagi sahabat-sahabat yang bermurah hati untuk membagikan ilmunya, saya ucapkan terimaksih, semoga ilmu yang manfaat menjadi bekal sahabat didunia dan akhirat

Selasa, 07 Oktober 2008

“Saya melihat karena pemahaman keislamannya yang dangkal”

Dr.H.Muhammad Syafii Antonio, M.Ec: “Saya melihat karena pemahaman keislamannya yang dangkal”

10 04 2008

Hari raya Idul Adha dan peristiwa kurban tidak hanya dimaknai sebagai wujud kepasrahan Nabi Ibrahim yang total kepada Allah. Keduanya juga mengandung makna yang bukan hanya kepatuhan pada Yang Mahapencipta, tapi juga upaya pembebasan manusia dari sifat-sifat hawaniyah melalui pemotongan hewan dan menumbuhkan jiwa sosial dengan berbagi daging bersama dhuafa.

Inilah pesan dari perbincangan mengenai Idul Adha, Hajji, dan Kurban yang disampaikan Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec dalam sebuah wawancara dengan Ahmad Sahidin dari Majalah Swadaya, seusai acara bedah buku terbarunya, “Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager”, di Masjid Pesantren Daarut Tauhiid, Jalan Gegerkalong Girang Bandung, Ahad,18 November 2007. Berikut ini kami sajikan petikannya:

Ustadz, umat Islam pada tiap bulan Dzulhijjah merayakan Idul Adha atau Hari Raya Haji dan ibadah Kurban. Bagi Anda, apa makna dari ketiganya?

Idul Adha itu merupakan simbol dari perjuangan ibadah haji di Mina. Dalam hidup ini pasti akan ada tantangan dan ada cobaan. Cobaan ini bisa kecil, jumrotul ula; cobaan menengah, jumrotul wustho; cobaan besar, jumrotul aqobah. Itu cobaan-cobaan yang datang pada kita, baik yang datang pada sisi keluarga, kantor, atau sisi pergaulan. Itu sangat banyak sekali bentuknya. Nah, ketika kita sampai pada suatu Id, berarti kita bisa melalui pelbagai rintangan tersebut. Begitu juga dengan Idul Kurban. Jadi, bila kita ingin berhasil, harus berkorban. Ini maknanya. Kalau kita ingin berhasil menjadi penulis buku, berarti harus kita korbanin waktu jalan-jalan di mall, atau korbanin semua aktivitas yang kurang bermanfaat dengan banyak baca dan konsentrasi menulis.

Mengapa itu harus dilakukan?

Karena kita harus lebih banyak baca, belajar, agar bisa menulis buku yang baik. Kita harus konsentrasi untuk menjadi penulis buku yang baik. Demikian juga seseorang tidak bisa jadi sarjana yang baik, kalau dia tidak mengorbankan waktu main dan jalan-jalan di mallnya untuk belajar, konsentrasi, atau fokus. Singkatnya, idul kurban atau adha ini adalah simbolisasi perjuangan hidup kita untuk mencapai kesuksesan.

Jadi, peristiwa kurban dalam al-Quran yang diperankan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini hanya sebuah simbol?

Itu sebuah simbolisasi bahwa kita harus berjuang untuk mencapai kesuksesan. Ketika kita mengorbankan sesuatu, seperti dalam penyembelihan kambing, itu sebenarnya suatu simbol bahwa kita harus melakukan pengorbanan. Seperti yang diperintahkan Allah pada Nabi Ibrahim dengan mengorbankan anaknya, Ismail, sebagai bukti kecintaannya pada Allah. Meskipun digantikan dengan domba, tapi penyembelihan secara psikologis sudah terjadi. Artinya, Nabi Ibrahim sudah mematuhi sekaligus bukti ketaatannya pada Allah dengan mengorbankan anaknya yang semata wayang, Ismail.

Bagaimana makna ibadah kurban secara sosial?

Ya memang dalam kurban ada ibadah sosial. Yakni ketika kita menyembelih hewan kurban, kita ingat bahwa di antara kita itu masih banyak yang dalam sehari-harinya tidak makan daging. Maka dengan kurban kita bisa berbagi dengan mereka. Dan pantas bila Allah akan memberikan pahala bagi yang kurban sejumlah darah yang keluar dari sembelihan hewan kurbannya. Allah Subhanawata`ala akan menghapuskan dosa yang berkurban sejumlah bulu-bulu hewan kurban, atau meninggikan derajat kita sejumlah bulu-bulu hewan kurban.

Semakin besar dagingnya, makin banyak yang akan mendapat manfaatnya. Dan itu hampir sama dengan shodaqah. Jelasnya, kurban itu bisa jadi bagian dari shodaqah.

Adakah hal yang sangat krusial dalam ibadah qurban ini yang berkaitan dengan persoalan Nasional yang sedang kita hadapi sekarang ini?

Banyak. Salah satunya, kalau kita ingin aman, maka kita tak boleh melupakan untuk berbagi dengan yang tak punya. Sebab bila kita tak berbagi, biasanya barang kita suka hilang tau ada yang mencuri. Jadi kalau berbagi, yang tak punya tidak akan mencuri karena terpenuhi kebutuhannya. Kita tak boleh korupsi kalau ingin mendapat kekayaan, tapi harus berjuang dengan usaha kita yang maksimal. Nah, kurban atau pembagian daging kurban merupakan salah satu upaya berbagi dengan saudara kita. Insya Allah, saya yakin bila satu komunitas atau penghuni itu suka berderma, dipastikan barang-barangnya aman atau tidak dicuri orang. Sebab pencuri itu pasti berpikir, buat apa mencuri, dia kan baik dan mau berbagi, mending minta pasti dikasih.

Ustadz, apakah dalam konteks sekarang masih ada “Ismail-Ismail” yang bersedia berkorban, atau seperti “Ibrahim” yang mengorbankan bagian dari dirinya?

Ada, namun tingkatannya berbeda. Orang yang dapat dijuluki sebagai “Ismail-ismail” sekarang adalah yang berperang, yang mengorbankan waktu untuk datang ke kegiatan masjid, yang mengobankan uang untuk bantu anak yatim dan dhuafa, atau yang menyediakan rumah singgah bagi orang-orang dhuafa atau dalam perjalanan yang membutuhkan tempat tinggal sementara. Untuk yang bisa dikategorikan “Ibrahim-ibrahim” sekarang adalah mungkin seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan anaknya dengan susah payah. Atau seorang ayah yang memikul karung goni dengan susah payah untuk menafkahi keluarganya, bisa disebut “Ibrahim” jaman sekarang. Tapi jelas beda maqomnya. Ada maqom nabi, wali, orang biasa. Nah pengorbanan di antara ketiga maqom tersebut beda-beda bentuknya. Ujiannya juga beda. Maqom nabi jelas lebih tinggi dari kita, orang biasa.

Ini di luar tema kita. Bagaimana komentar bapak tentang munculnya aliran-aliran agama yang dinyatakan menyimpang atau sesat akhir-akhir ini?

Saya melihat karena pemahaman keislamannya yang dangkal. Seseorang yang ingin memahami Islam dengan baik harus menguasai dulu bahasa Arab, tafsir Quran, metode ijtihad, metode hadits dan lain-lainya.

Orang yang memahami Islam melalui metode-metode tersebut dan ilmu, pasti tidak jadi seperti itu (sesat, menyimpang—red). Karena dengan itu, ia bisa memahami konsep khataminnabiyyin, nabi terakhir, sehingga tidak ngaku-ngaku jadi nabi. Atau tidak mereduksi sholat dari lima jadi satu waktu, dengan alasan lima waktu saja banyak ditinggalkan lebih baik satu saja. Nah, yang seperti ini kan sangat tidak sesuai dengan aturan yang sebenarnya dari Allah. Tapi yang paling mendasari lahirnya aliran-aliran agama yang seperti itu karena tidak punya banyak proyek.

Ada pesan untuk masyarakat?

Marilah kita meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail dengan berkontribusi dengan apa yang kita miliki. Seorang yang punya banyak harta bisa berkontribusi dengan uangnya, seorang ilmuwan menjadi pembicara di kampus-kampus, seorang mahasiswa dengan kuliah sebaik-baiknya atau lainnya. Jadi, dengan apa pun bentuknya, meski bukan dalam bentuk uang, kita bisa berkontribusi untuk Islam.

BIODATA

Nama
Muhammad Syafii Antonio

Nama asli
Nio Cwan Chung

Kelahiran
Sukabumi, Jawa Barat, 12 Mei 1965

Pendidikan
- Doktor Banking & Micro Finance, University of Melbourne, 2004
- Master of Economic, International Islamic University, Malayasia, 1992
- Sarjana Syariah, University of Jordan, 1990

Aktivitas
- Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia
- Dewan Komisaris Bank Syariah Mega Indonesia
- Dewan Syariah BSM
- Dewan Syariah Takaful
- Dewan Syariah PNM
- Dewan Syariah Nasional, MUI
- Pimpinan Yayasan Tazkia Jakarta

Alamat
Chairman Tazkia Group: Jalan Raya Pasar Minggu No.16 F
Pancoran, Jakarta Selatan 12780

Dr.Afif Muhammad.MA : ‘Pelajari Filsafat harus Kuat Akidahnya’

Tidak ada ilmu yang tidak berguna, semuanya saling melengkapi. Walaupun harus diakui pertentangan atau kontroversi dalam suatu disiplin ilmu kerap terjadi. Tak terkecuali adalah filsafat. Apalagi filsafat adalah ilmu yang mengedepankan rasio, akal, pikiran, sehingga masalah yang tidak terlihat bisa diperdebatkan di dunia filsafat. Belum lagi ditambah filsafat adalah ilmu yang membicarakan tentang manusia, agama, tuhan,liberalisme, atheisme, marxisme, dan komunisme, yang terkadang bertentangan dengan Islam.

”Orang yang belajar filsafat haruslah orang pintar yang mempunyai akidah yang kuat, sehingga bisa membantu memaslahatkan umat,” ujar Direktur Pasca Sarjana IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, DR Afif Muhammad MA.

Melihat penting dan sensitivnya ilmu filsafat, sudah barang tentu pengajaran atau metode yang diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan. Karena sedikit saja bergeser, keimanan adalah taruhannya. Kepada wartawan Republika, Reni Susanti, dosen di berbagai perguruan tinggi ini menuturkan seluk beluk filsafat termasuk metodenya. Berikut ini petikannya:

Ada yang ‘melarikan’ kasus yang terjadi di UIN Sunan Gunung Djati sebagai praktik pendangkalan akidah yang dilakukan lembaga pendidikan agama. bagaimana komentar Anda?
Kalau kata ‘praktik’, itu merupakan sesuatu yang diprogram dan direncanakan. Dan kalau yang dimaksud dalam pengertian itu, saya jamin tidak akan ada praktik pendangkalan akidah dalam kasus ini. Kalaupun perguruan tinggi itu mempunyai pemikiran yang macam-macam, kami kira untuk dunia akademik itu wajar. Karena kami bukan hanya memahami tapi mendorong orang untuk berpikir kritis. Begitupun dengan pemikiran mahasiswa yang bermacam-macam, dan saya kira itu juga wajar, karena mereka datang dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang berbeda.

Sejauh mana batas ilmiah pencarian ketuhanan?
Tentu akan ada batasan. Misalnya kita tidak boleh terlalu berpegang pada kesimpulan akal tanpa bimbingan wahyu. Banyak hal yang tidaak dapat dipecahkan oleh filsafat. Contohnya ketika kita sudah tidak bisa menjawab suatu persoalan, maka kita akan kembali pada wahyu. Namun akal dan wahyu pun berbeda.

Ketika kita berfilsafat maka pada kesimpulan pertama yang muncul adalah tuhan ada atau tiada. Dan apabila buktinya sama-sama kuat maka perlu didialogkan. Kalaupun dalam dialog itu menemukan kebuntuan karena ada keseimbangan antara akal dan wahyu, maka kita harus menggunakan hati nurani kita dengan bantuan agama. Namun untuk masalah ketuhanan sendiri, cara pandang masyarakat awam dan dunia akademik berbeda. Masyarakat awam diberi informasi, didongengi, dan didakwahi. Kalau dunia akademik diajak membuktikan dan bersifat kritis agar imannya semakin kuat.

Sampai batas mana kebenaran agama bisa dibantah atau didebat, bila memang perbedaan pendapat itu rahmah?

Alquran mengatakan jika kalian masih ragu-ragu terhadap ayat yang diturunkan kepada hambaku Muhammad ini, maka coba buat ayat seperti itu perkataan itu memperlihatkan bahwa Alquran menantang. Namun redaksi kata itu jangan hanya diartikan untuk membuat ayat serupa dengan nilai sastra yang sama pula. Tetapi kita harus memikirkan isinya pula. Sebenarnya ini menunjukan bahwa ketika Anda beriman, keimanan itu harus diuji terus menerus jangan disembunyikan ataupun dibentengi. Karena itu dapat mengakibatkan benteng keimanan yang kita anggap kuat pada awalnya ketika dihantam oleh filsafat akan membuat kalah. Inilah yang sering terjadi, kita selalu membentengi keimanan dengan tidak boleh ini dan itu, namun ketika kita bertemu dengan filsafat dan dibenturnya, kita tidak berdaya. Yang namanya filsafat itu terus menggelinding. Kalau kita tidak proaktif kita akan diserang terus.

Kalau boleh tahu, apa alasan itu juga yang membuat mahasiswa Bapak berbuat demikian?
Salah satunya itu. Namun perkataan itu berawal dari kekesalan mereka atas kebobrokan kondisi kita. Hingga kini, koruptor lepas namun penjahat kecil terus ditangkapi. Dengan pemikiran mereka yang masih muda dan belajar filsafat tanpa akidah yang kuat, yang keluar adalah hal itu. Permasalahannya ada pada bahasa yang digunakannya. Kalau saja kemarahan itu bisa mereka cover dalam bahasa yang lebih santun dan bermoral, maka persoalan ini tidak akan terjadi. Bagi saya sendiri, setelah mendengar ucapan itu, saya merasa marah. Kenapa dia menggunakan kata seperti itu ketika dia kesal.

Pendongkelan dan pendangkalan akidah kini makin kasat mata dan terang-terangan dilakukan di dalam masyarakat. Apa yang bisa kita lakukan?
Apabila pendangkalan akidah yang dimaksud akan mengarah pada atheis atau komunis, saya balik bertanya kenapa kita takut pada faham-faham itu? Kalau kita takut pada atheis atau pada suatu hal, maka ada sesuatu yang tidak beres. Ketidak beresan ini, bergantung pada diri kita sendiri. Kita tidak perlu takut pada komunis, toh komunis, di negerinya sendiri seperti Rusia, dan RRC, hancur kok. Alasannya karena mereka tidak punya pesantren, majlis ulama, IAIN, FUUI, dan masjid. Tapi kalau ini terjadi di Indonesia, saya hanya ingin tersenyum. Kenapa mesti takut? padahal kita mempunyai ribuan masjid, kiai, pesantren, kenapa takut? Dengan kekuatan ini, saya yakin atheis ataupun komunis tidak akan berhasil tumbuh. Namun atheis bisa muncul jika terjadi kesenjangan sosial. Seharusnya kita membuktikan bahwa atheis itu salah. Namun bagaimana kita bisa membuktikan kalau kita sendiri tidak mengenal atheis dan komunis, tanpa mempelajarinya.

Apa yang bisa dilakukan umat Islam untuk membentengi diri dari arus ghazwul fikr (perang pemikiran) yang makin deras?
Jawabannya sederhana, yakni harus ada yang belajar filsafat. Tidak usah semuanya, hanya orang-orang pintar yang akidahnya sudah benar, untuk menghadapi filsafat yang luar biasa. Karena filsafat membicarakan tentang tuhan, keadilan, kalau kita mau hancurkan mereka tidak akan bisa kalau hanya dilarang harus ada orang yang dapat membuktikan bahwa itu tidak benar. Kita harus bisa membuktikannya jangan hanya melalui pelarangan saja.

Benarkah metode dakwah yang dikembangkan selama ini kurang mengena?

Metode dakwah tidak bisa hanya dengan kata-kata harus ada pemecahannya. Seperti kasus keluar Islam karena mi instan. Apa yang sebenrnya terjadi? yang terjadi adalah kenapa kita tidak memberi mi instan. Seharusnya dakwah mampu menjaga umat tetap senang dalam Islam. Bukan hanya ngomong kamu salah. Kalau mereka pindah agama itu kesalahan kita, karena dakwah kita hanya omong. Dakwah mereka sudah menggunakan lambang ekonomi. Kesimpulannya, metode dakwah, dan pembelajaran Islam, tidak akan punya kemampuan untuk mengatasi kesulitan hidup, membuat orang amanah, kerja keras. Karena isinya hanya doktrin-doktrin eskatalogis, tentang malikat dengan lainnya. Harusnya ada penguatan di dalam diri umat. Jangan jadikan dakwah sebatas dongeng tentang malaikat. Namun sudah waktunya mengurus dakwah dengan cara liberal. Saya tidak setuju, tapi saya bisa maklum.

Lalu apa yang bisa dilakukan terkait kondisi ini?
Ada dua cara. Pertama, selektivitas, dan yang kedua, proses pembelajaran. Selektifitas telah diusulkan untuk lebih ketat, contohnya untuk tafsir hadis, seharusnya mahasiswa yang masuk telah menguasai Al quran. Proses pembelajaran mereka yang lebih penting dari seleksi. Di situ komitmen dosen juga dilihat. Saya harus mengakui, kurikulum harus dievaluasi, karena hal yang menyangkut akidah dan akhlak sangat kurang. Tapi itu tidak terjadi di IAIN saja, tetapi juga terjadi di SMA. Mata kuliah dasar, komponen fakultas, dan 40 persen komponen lokal yang bisa diubah. Disitulah kita bermain. Kurikulum harus dikembangkan, jangan hanya menerima.

Kamis, 25 September 2008

Google Tawarkan US$ 10 Juta bagi Gagasan Terbaik

Google Tawarkan US$ 10 Juta bagi Gagasan Terbaik

Liputan6.com, San Francisco: Google, situs pencari di dunia maya, menawarkan hadiah uang senilai 10 juta dolar Amerika Serikat. Hadiah ini akan diberikan kepada pemenang lomba yang bertujuan mengubah berbagai gagasan terbaik dunia menjadi produk-produk bermanfaat.

Sebagai bagian perayaan ulang tahun ke-10 perusahaan, proyek 10 hingga ke-100 mengundang para calon peserta untuk mengajukan gagasan dalam tujuh kategori ke laman internet proyek tersebut, yakni www.project10tothe100.com.

"Belum pernah terjadi dalam sejarah begitu banyak orang memiliki bagi banyak informasi, begitu alat tersedia untuk mereka, begitu banyak cara untuk membuat gagasan yang baik menjadi kenyataan," demikian pengumuman pada laman internet itu, Kamis (25/9).

Kompetisi itu terbuka bagi siapa saja. Ketujuh kategori itu adalah penggunaan energi berkelanjutan, lingkungan, kesehatan, pendidikan, perumahan, mendorong masyarakat dan pengembangan peluang untuk membantu masyarakat mendapatkan lebih baik untuk mereka sendiri dan keluarga mereka. Sedangkan kategori kedelapan hanya bertajuk "Segala Sesuatu yang Lain".

Gagasan mereka dapat disampaikan melalui formulir yang tersedia di laman itu. Antara lain berisi pertanyaan: "Jika gagasan Anda akan menjadi kenyataan, siapa yang akan memetik manfaatnya dan bagaimana caranya?" dan "Gambarkan hasil optimal begitu gagasan Anda terpilih dan dilaksanakan dengan sukses."

Dewan juri independen akan memilih gagasan terbaik dan membagi secara merata hadiah uang itu di antara para pemenang. Laman internet itu mengatakan Google mencari ide-ide sederhana yang akan membantu banyak orang, terutama mereka yang sangat membutuhkan bantuan.(ANS/ANTARA)

Minggu, 07 September 2008

Klasifikasi hadits Dlaif berdasarkan kecacatan perawinya



· Hadits Maudlu’ : adalah hadits yang dicipta serta dibuat oleh seorang pendusta yang ciptaan itu mereka bangsakan ( katakan Sabda nabi SAW ) secara palsu dan dusta, baik hal itu disengaja maupun tidak.

· Hadits Matruk : adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam perhaditsan.

· Hadits Munkar : adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Di dalam satu jurusan jika ada diriwayatkan dua hadits lemah yang berlawanan sedang yang satu lemah sanadnya Sedang yang lain lebih lemah sanadnya maka yang lemah sanadnya dinamakan Hadits Ma’ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.

· Hadits Mu’allal ( Ma’lul, Mu’all ) : adalah hadits yang setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan tampak adanya salah sangka dari rawinya dengan menganggap sanadnya bersambung (padahal tidak). Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits.

· Hadits Mudraj ( saduran ) : adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits.

· Hadits Maqlub : adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan.

· Hadits Mudltharrib : adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).

· Hadits Muharraf : adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.

· Hadits Mushahhaf : adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.

· Hadits Mubham : adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan.

· Hadits Syadz (kejanggalan) : adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan.

· Hadits Mukhtalith : adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya.

Klasifikasi hadits dlaif berdasarkan gugurnya rawi

· Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha’) rawinya seorang atau lebih dari awal sanad.

· Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabi’iy.

· Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis.

· Hadits Munqathi’: adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut.

· Hadits Mu’dlal : adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabi’iy, tabi’iy bersama tabi’it tabi’in, maupun dua orang sebelum shahaby dan tabi’iy.

Untuk bisa dikatakan sebagai hadits shahih, maka sebuah hadits haruslah memenuhi kriteria berikut ini:

* Rawinya bersifat adil, artinya seorang rawi selalu memelihara ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat, menjauhi dosa-dosa kecil, tidak melakukan perkara mubah yang dapat menggugurkan iman, dan tidak mengikuti pendapat salah satu mazhab yang bertentangan dengan dasar syara’
* Sempurna ingatan (dhabith), artinya ingatan seorang rawi harus lebih banyak daripada lupanya dan kebenarannya harus lebih banyak daripada kesalahannya, menguasai apa yang diriwayatkan, memahami maksudnya dan maknanya
* Sanadnya tiada putus (bersambung-sambung) artinya sanad yang selamat dari keguguran atau dengan kata lain; tiap-tiap rawi dapat saling bertemu dan menerima langsung dari yang memberi hadits.
* Hadits itu tidak ber’illat (penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshahihan suatu hadits)
* Tidak janggal, artinya tidak ada pertentangan antara suatu hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul dengan hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang lebih rajin daripadanya.

Sistem Penyusun Hadits Dalam Menyebutkan Nama Rawi

As Sab'ah berarti diriwayatkan oleh tujuh perawi, yaitu :
1. Ahmad
2. Bukhari
3. Turmudzi
4. Nasa'i
5. Muslim
6. Abu Dawud
7. Ibnu Majah

Klasifikasi Hadits



Klasifikasi hadits menurut dapat (diterima) atau ditolaknya hadits sebagai hujjah (dasar hukum) adalah:

Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits.

Hadits Makbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.

Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.

Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.
lasifikasi hadits dari segi sedikit atau banyaknya rawi :

[1] Hadits Mutawatir: adalah suatu hadits hasil tanggapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta.

Syarat syarat hadits mutawatir

Pewartaan yang disampaikan oleh rawi-rawi tersebut harus berdasarkan tanggapan panca indra. Yakni warta yang mereka sampaikan itu harus benar benar hasil pendengaran atau penglihatan mereka sendiri.

Jumlah rawi-rawinya harus mencapai satu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka bersepakat bohong/dusta.

Adanya keseimbangan jumlah antara rawi-rawi dalam lapisan pertama dengan jumlah rawi-rawi pada lapisan berikutnya. Kalau suatu hadits diriwayatkan oleh 5 sahabat maka harus pula diriwayatkan oleh 5 tabi'in demikian seterusnya, bila tidak maka tidak bisa dinamakan hadits mutawatir.

[2] Hadits Ahad: adalah hadits yang tidak memenuhi syarat syarat hadits mutawatir.

Klasifikasi hadits dari segi sedikit atau banyaknya rawi

1. Hadits Mutawatir : adalah suatu hadits hasil tanggapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta.

Syarat syarat hadits mutawatir
a. Pewartaan yang disampaikan oleh rawi rawi tersebut harus berdasarkan tanggapan panca indra. Yakni warta yang mereka sampaikan itu harus benar benar hasil pendengaran atau penglihatan mereka sendiri.
b. Jumlah rawi rawinya harus mencapai satu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka bersepakat bohong/dusta.
c. Adanya keseimbangan jumlah antara rawi rawi dalam lapisan pertama dengan jumlah rawi rawi pada lapisan berikutnya. Kalau suatu hadits diriwayatkan oleh 5 sahabat maka harus pula diriwayatkan oleh 5 tabi'iy demikian seterusnya, bila tidak maka tidak bisa dinamakan hadits mutawatir.

2. Hadits Ahad : adalah hadits yang tidak memenuhi syarat syarat hadits mutawatir.

Klasifikasi hadits Ahad
a. Hadits Masyhur : adalah hadits yang diriwayatkan oleh 3 orang atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir.
b. Hadits Aziz : adalah hadits yang diriwayatkan oleh 2 orang , walaupun 2 orang rawi tersebut pada satu thabaqah ( lapisan ) saja, kemudian setelah itu orang orang meriwayatkannya.
c. Hadits Gharib : adalah hadits yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.

C. Klasifikasi Hadis Secara Umum
1. Hadis Mutawatir
Dari segi bahasa, mutawatir berarti sesuatu yang datang secara beriringan tanpa diselangi antara satu sama lain . Adapun secara istilah berarti hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah rawi yang semisal mereka dan seterusnya sampai akhir sanad. Dan sanadnya mereka adalah panca indera . Dalm pengertian lain M. Mudasir berpendapat mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah besar orang yang menurut adat mustahil mereka bersepakat terlebih dahulu untuk berdusta .
Terdapat beberapa syarat yang disepakati oleh ulama’ mutaakhirin untuk dapat menetapkan sebuah hadis sebagai hadis mutawatir, yaitu;
• Diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi
• Adanya keseimbangan antar perawi pada thabaqat pertama dengan thabaqat berikutnya
• Berdasarkan tanggapan panca indera
Mengenai sejumlah rawi yang disebutkan diatas, Al-Qodi Al-Baqillani menetapkan bahwa jumlah perawi yang hadis mutawatir sekurang-kurangnya sebanyak 5 orang. Sementara itu, Astikhary menetapkan bahwa yang paling baik jumlah perawinya minimal 10 orang, dan ulama’ lain menentukan sebanyak 12 perawi .
2. Hadis Ahad
Hadis ahad secara bahasa berarti hadis satu-satu. Menurut para ulama’ ahli hadis yang dimaksud hadis ahad adalah hadis yang para rawinya tidak mencapai jumlah rawi hadis mutawatir, baik rawwinya itu satu, dua, tiga, empat atau seterusnya, tetapi jumlahnya tidak memberi pengertian bahwa hadis dengan jumlah rawi tersebut masuk dalam kelompok hadis mutawatir .
Endang Soetari memberi pengertian bahwa hadis ahad ialah hadis yang jumlah rawinya tidak sampai pada jumlah rawi hadis mutawatir, tidak memenuhi syarat mutawatir dan tidak pula mencapai derajat mutawatir . Singkatnya, hadis ahad adalah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat mutawatir.
Dilihat dari segi jumlah rawi, hadis ahad terbagi dalam tiga bagian, yaitu;

a. Hadis Masyhur
Masyhur menurut bahasa adalah populer, adapun menurut istilah hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan dari sahabat, tetapi bilangannya tidak mencapai ukuran bilangan mutawatir, kemudian baru mutawatir setelah sahabat dan demikian pula setelah mereka . Hadis masyhur juga diartikan hadis yang diriwayatkan oleh tiga perawi .
b. Hadis Aziz
Aziz secara bahasa berarti yang sedikit, yang gagah, yang kuat. Sedangkan aziz menurut istilah ahli hadis adalah suatu hadis yang diriwayatkan dengan dua sanad yang berlainan rawi-rawinya . Dalam definisi lain disebutkan oleh At-Tahham bahwa hadis aziz adalah hadis yang perawinya kurang dari dua orang dalam semua thabaqat sanad .
c. Hadis gharib
Gharib dalam pengertian bahasa berarti yang jauh dari negerinya, yang asing, yang ajaib, yang luar biasa, yang jauh dari paham . Ulama’ hadis mendefinisikan bahwa hadis gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang menyendiri dalam meriwayatkannya .

D. Klasifikasi Hadis Menurut Kualitas Sanad dan matannya
Hadis dipandang menurut kualitas sanad dan matannya terbagi menjadi tiga, yaitu hadis shahih, hadis hasan dan hadis dhoif, dengan keterangan sebagai berikut:
1. Hadis Sahih
Kata sahih menurut pengertian bahasa adalah lawan sakit, sedangkan dalam bahasa indonesia shahih diartikan sah, benar, sempurna, sehat (tiada celanya) . Sedangkan para ahli hadis mendefinisikan bahwa hadis sahih adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung-sambung, tidak ber’illat dan tidak janggal . Imam An-Nawawy mengatakan bahwa hadis sahih adalah hadis yang muttashil sanadnya melalui orang-orang yang adil lagi dhabit tanpa syadz dan illat .
2. Hadis Hasan
Hasan secara pengertian bahasa berarti sesuatu yang disenangi. Sedangkan menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberi ta’rif hadis hasan. Imam At-Turmudzi mendefinisikan hadis hasan sebagai hadis yang pada tiap-tiap sanadnya tidak terdapt perawi yang tertuduh dusta, pada matannya tidak terdapat kejanggalan, dan hadis itu diriwayatkan tidak hanya dengan satu jalan . Definisi paling lengkap adalah yang dikemukakan oleh Ibnu Hajar bahwa khobar ahad yang diriwayatkan oleh perawi yang adil lagi sempurna kedhabitannya, muttashil, musnad tanpa syadz dan illat itulah yang disebut shahih li dzatihi. Bila kedhabitannya kurang, maka itulah yang disebut hadis hasan li dzatihi . Dengan demikian, maka yang disebut hadis hasan adalah hadis yang memenuhi syarat-syarat hadis shahih seluruhnya, hanya saja semua perawinya atau sebagiannya kedhabitannya lebih sedikit dibanding kedhabitan para perawi hadis shahih.
3. Hadis Dhoif
Kata dhoif menurut bahasa berarti lemah, yang tidak kuat. Sedangkan menurut istilah hadis dhoif ialah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat bisa diterima. Mayoritas ulama’ menyatakan: hadis dhoif yaitu hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat ataupun syarat-syarat hasan .
E. Klasifikasi Hadis Dilihat Dari Kedudukan Dalam Hujjah
Hadis dipandang menurut kedudukan dalam hujjah terbagi menjadi empat, yaitu hadis maqbul, mardud, ma’mul bih, ghairu ma’mul bih, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Hadis Maqbul
Maqbul menurut bahasa adalah yang diambil. Sedangkan menurut istilah ahli hadis, hadis maqbul ialah hadis yang telah sempurna syarat-syarat penerimaannya . Adapun syarat-syarat penerimaan hadis menjadi hadis yang maqbul berkaitan dengan sanad-nya yang tersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit, dan dari segi matan yang tidak syadz dan tidak terdapat illat.
2. Hadis mardud
Mardud menurut pengertian bahasa adalah yang di tolak. Sedangkan menurut istilah hadis mardud adalah hadis yang tidak menunjuki keterangan yang kuat akan adanya dan tidak menunjuki keterangan yang kuat atas ketidakadaannya, tetapi adanya dengan ketidakadaannya bersamaan. Dalam definisi yang ekstrim disebutkan bahwa hadis mardud adalah semua hadis yang telah dihukumi dhoif .
3. Hadis Ma’mul Bih
Hadis ma’mul bih sebenarnnya adalah bagian dari hadis maqbul, hadis ini diartikan sebagai hadis yang dapat diamalkan. Yang termasuk dalam golongan hadis ma’mul bih adalah:
• Hadis Muhkam; hadis yang tidak mempunyaimperlawanan.
• Hadis Mukhtalif; dua hadis yang pada lahirnya saling berlawanan yang mungkin dikompromikan dengan mudah.
• Hadis nasikh; hadis yang datang lebih akhir yang mengahpus ketentuan hukum yang datang lebih dahulu dari dua buah hadis maqbul.
• Hadis rajih; hadis yang terkuat diantara dua buah hadis maqbul yang berlawanan .

4. Hadis Ghairu Ma’mul Bih
Hadis ghairu ma’mul bih adalah hadis maqbul yang tidak dapat diamalkan. Yang termasud golongan hadis ini adalah:
• Hadis Mutawaqaf; hadis mukhtalif yang tidak dapat dikompromikan.
• Hadis Mansukh; hadis maqbul yang telah dihapuskan oleh hadis maqbul yang datang kemudian.
• Hadis Marjuh; hadis maqbul yang ditenggang oleh hadis maqbul yang lebih kuat .
F. Klasifikasi Hadis Dilihat Dari Persambungan Sanadnya
1. Musnad
Musnad menurut bahasa berarti yang disandarkan. Sedangkan yang dimaksud musnad menurut istilah adalah hadis yang bersambung sanadnya dari yang menceritakan sampai akhir sanad terus kepada nabi Muhammad SAW .
2. Hadis Muttashil
Muttashil menurut bahasa adalah sambung, bersambung. Sedangkan menurut istilah hadis muttashil adalah hadis yang sanadnya bersambung kepada nabi Muhammad SAW. Maksudnya, para rawi yang tercantum pada sanad antara murid dan guru bertemu .



3. Hadis Mu’allaq
Hadis mu’allaq adalah hadis yang gugur rawinya seoarang atau lebih dari awal sanad .
4. Hadis Munqathi’
Munqathi’ menurut pengertian bahasa berarti yang terputus. Sedangkan menurut istilah yang dimaksud hadis munqathi’ adalah hadis yang di tengah sanadnya gugur seorang rawi atau beberapa rawi, tetapi tidak berturut-turut . Definisi lain dari hadis ini adalah hadis yang tidak bersambung sanadnya, di segi mana saja letak keterputusan itu. Namun, ahli hadis mengecualikan darinya yang mursal, mu’allaq, dan mu’dal, yang lebih banyak dipakai untuk riwayat orang setelah generasi tabi’in .
5. Hadis Mursal
Mursal menurut bahasa adalah yang lepaskan, yang dilangsungkan . Yang dimakdsud hadis mursal adalah hadis yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabi’iin .
G. Klasifikasi Hadis Dilihat Dari Yang Disandarinya Pada Akhir Sanad
1. Hadis Marfu’
Hadis marfu’ menurut pengertian bahasa berarti yang diangkat. Sedangkan menurut istilah ilmu hadis yang dimakdsud dengan hadis marfu’ adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW .
2. Hadis Mauquf
Hadis mauquf menurut pengertian bahasa adalah yang terhenti. Sedangkan menurut istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis mauquf adalah hadis yang disandarkan kepada seorang sahabat nabi SAW .
3. Hadis Maqthu’
Hadis Maqthu’ menurut pengertian bahasa adalah yang diputuskan atau yang terputus. Sedangkan menurut istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis mauquf adalah hadis yang disandarkan kepada tabi’in atau dibawahnya .
H. Klasifikasi Hadis Dilihat Dari Penyandaran Beritanya
1. Hadis Qudsi
Hadis Qudsi adalah sesuatu yang dikhabarkan Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad SAW melaui ilham atau impian, yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri .

2. Hadis Nabawi
Sebagaimana pengertian dari al-Hadis sendiri bahwa yang dimaksud dengan hadis adalah segala perkataan, perbuatan dan taqrir nabi Muhammad SAW. Maka, pengertian hadis nabawi adalah hadis yang berasal dari nabi Muhammad sendiri baik berupa perkataan, perbuatan dan taqrir beliau .

Jumat, 05 September 2008

Ilegal logging, salah 1 penyebab Banjir


Ilegal logging, salah 1 penyebab Banjir

Hujan tlah tiba, banjir kembali melanda. tengok saja sebagian wilayah Indonesia yang terkena banjir. Mulai dari Aceh, Medan, Riau, Pekanbaru, Kalimantan, Sulawesi, dan banyak lagi yang lainnya.

penyebab banjir adalah tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. kok mbulet ya….?

sebagian besar wilayah hutan kita telah habis dimakan cukong-cukong kayu yang tidak bertanggung jawab. padahal, dengan adanya hutan yang hijau dan asri, polusi dan pencemaran udara dapat sedikit diredam. Hutan juga bisa dikatakan sebagai paru-paru dunia. tengok saja hutan di wilayah Kalimanta yang sudah semakin habis. padahal, jaman dulu, Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia dengan lebatnya hutan yang dimilikinya. namun sekarang, paru-paru dunia ini telah meradang akibat Ilegal Logging.

Mari kita berastu, babat habis Ilegal Logger. hancurkan sampai ke akar-akar nya. say no to Illegal Logging. safe our forest 4 the next generation. Piss out…..

Inilah akibat dari illegal loging penebangan hutan,yang menyebabkan banjir di mana-mana.

Tidak hanya illegal loging penebangan hutan yang menyebabkan banjir tejadi dimana-mana.Sampah yang bertumpuk dan berserakan dimana-mana sehingga bisa meyebabkan banjir.